top of page
Search

Pertanyaan Heubeul yang Selalu Diperdebatkan: Bahasa Inggris adalah bahasa Kafir

Writer's picture: Bem UnipiBem Unipi

Oleh : Irham Farhan


Sekitar setahun yang lalu, ada seseorang bertanya kepada saya tentang jurusan kuliah yang saya geluti. Yaitu pendidikan bahasa inggris. Beliau bertanya mengapa saya mempelajari bahasa Inggris, bukankah itu bahasa kafir? Saya terkejut bukan karena pertanyaannya, tapi saya terkejut dan heran mengapa di tahun 2020 masih ada pertanyaan -yang kata Squidward- begitu primitif dan penuh dengan pesona laut. Entah karena beliau tidak tahu atau mungkin hanya ingin mengetes saya dengan pertanyaan itu. Tapi di samping motif pertanyaannya tersebut, In Syaa Allah akan saya jawab di tulisan kecil ini.


Sebelumnya, saya bertanya kepada beliau mengapa beliau bisa menganggap bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa kafir, dengan sederhana beliau menjawab bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan di negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah orang-orang (maaf) kafir. Dan sudah saya duga, bahwa akar masalahnya begitu klise dan primitif.


Dan jika akar masalahnya adalah bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa yang digunakan di negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah orang-orang kafir, maka Bahasa Indonesia adalah bahasa kafir. Karena bahasa Indonesia banyak menggunakan kata serapan -yang salah satunya- dari bahasa sansekerta dan bahasa Belanda. Bahasa sansekerta biasa digunakan untuk menulis kitab-kitab hindu, sedangkan bahasa belanda adalah bahasa dari penjajah negara kita yang dimana Negara Belanda pada saat itu mempropagandakan 3G (gold, glory, gospel) yang berarti salah satu prinsip yang digunakan dari propaganda tersebut adalah penyebaran agama katolik.


Kita tidak bisa menghakimi bahasa Inggris sebagai bahasa kafir. Di Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan negara-negara berbahasa Inggris lainnya, ada saudara kita dan sesama Muslim. Jika Muslim di sana bersikeras menggunakan bahasa Arab, bagaimana mereka bisa bertahan di sana? Bahasa juga merupakan salah satu “alat” untuk bertahan hidup selain uang.


Jika kita tarik ke zaman Rasulullah SAW, tidak ada riwayat hadits yang melarang kita untuk mempelajari bahasa asing (inggris), dalil mengenai tasyabbuh menurut saya tidak digunakan sebagai dalil atas larangan mempelajari bahasa inggris. Bahkan Rasulullah SAW menyuruh kepada sahabatnya Zaid Bin Tsabit untuk memelajari bahasa asing. Setiap kali wahyu turun, Nabi Muhammad SAW, mendiktekannya kepada Zaid bin Tsabit.


Zaid kemudian langsung menghafal dan menuliskannya ke pelepah kurma, kulit hewan, batu dan lainnya. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menugaskan Zaid bin Tsabit untuk menulis surat-surat untuk keperluan dakwahnya. Jika penerima surat adalah orang Romawi, maka tugas Zaid bin Tsabit adalah menerjemahkannya ke dalam bahasa Romawi.


Oleh sebab itu, Zaid bin Tsabit dituntut menguasai banyak bahasa. Zaid bin Tsabit pun mempelajari aksara Yahudi. Dalam waktu setengah bulan, dia menguasai bahasa Ibrani lisan dan tulisan. Jika Nabi Muhammad SAW ingin mengirim surat kepada komunitas Yahudi, Zaid bin Thabit akan menulis. Ketika Nabi Muhammad SAW menerima surat mereka, Zaid juga menerjemahkannya.


Zaid bin Tsabit adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang cerdas dan cakap. Karena itulah, Nabi Muhammad SAW memercayakan kepadanya sebagai penulis wahyu.


Di antara raja-raja yang pernah mendapatkan surat dari Nabi Muhammad SAW, adalah Muqawqis (Raja Qibthi di Mesir), Raja Najasyi (Penguasa Habasyah), dan Heraclius (Kaisar Romawi Timur). Kemudian Gassan Jabalah bin Aiham (Raja Thaif), Kisra (Penguasa Persia), Munzir bin Sawi (Penguasa Bahrain), dan Negus (Penguasa Abessinia).


Tentu saja, tidak semua raja berbicara bahasa Arab. Oleh karena itu, nabi membutuhkan seorang penulis pribadi yang dapat berbicara bahasa dengan lancar. Sehingga mereka bisa memahami pesan Nabi Muhammad. Penulis nabi yang memelajari banyak bahasa adalah Zaid bin Tsabit.


Sebenarnya bahasa itu sekedar alat, sama halnya dengan pakaian, jika kita menggunakan sarung dan orang eropa menggunakan jas untuk memberikan kehangatan, bukan berarti kita tidak boleh menggunakan jas dan orang Eropa tidak boleh menggunakan sarung. Bahasa Arab pun digunakan orang-orang kafir, apakah Abu jahal dulu menggunakan bahasa Inggris?


Sebelum menjadi muslim, orang-orang persia disebutkan adalah biangnya kekufuran. Mereka didambakan oleh kaum kafir quraisy, dimana umat Islam memihak bangsa romawi karena orang romawi masih terhitung ahlu kitab. Tetapi ketika penduduk Persia mulai banyak memasuki agama islam, Bahasa persia termasuk bahasa ilmiah saat itu. Banyak para ulama membuat kitab-kitab dengan bahasa persia. Seperti Maulana Rumi punya Masnawi yang disebut-sebut sebagai Qurannya bahasa persia.


Intinya, Allah tidak akan melarang hamba-Nya untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat bagi hamba-Nya itu sendiri, karena ilmu juga merupakan ciptaan Allah, Allah menciptakan ilmu untuk dipelajari hamba-Nya kecuali ilmu sihir, ilmu hitam, dan ilmu-ilmu yang menyesatkan lainnya. Sudah waktunya kita sebagai Muslim untuk maju dan memiliki semangat perubahan, tidak perlu terjebak dengan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak dan memberi dampak kepada kemunduran.


Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al Hujurat (49) ayat 13, “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”


English is for Everyone!

Wallahu A’lam Bish Shawwab



*Menlitsuspol BEM Unipi

37 views0 comments

Recent Posts

See All

The Twisted-Ending-Boy

Oleh: Iris (nama samaran) He was sitting in the front when I first saw him. Quiet and seems like he's not interested for socializing....

Musik Sebagai Medium Kritik sosial-politik

Oleh : Yogi Esa Sukma Nugraha Ada sebuah fenomena masif dari musik belakangan yang menjadi kekuatan politik. Hal itu terjadi pada 2014....

Comments


Post: Blog2_Post

08975018018

Subscribe Form

Thanks for submitting!

©2020 by BEM Universitas Persatuan Islam. Proudly created with Wix.com

bottom of page